SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN
a. Landasan Ilmu Pada Zaman
Yunani
Periode
filsafat yunani merupakan periode penting dalam sejarah peradaban manusia
karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris
menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi
atau pelangi. Gempa bumi dianggap bukan sebagai fenomena alam tetapi dewa bumi
sedang menggoyangkan kepalanya.[1]
Ketika
filsafat diperkenalkan fenomena alam-fenomena alam yang ada tidak lagi dianggap
sebagai aktivitas dewa melainkan, aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir
tersebut tampaknya sederhana, tetapi implikasinya tidaklah sederhana.[2]
Pada
awalnya alam yang sifatnya ditakuti mulai didekati bahkan dieksploitasi.
Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek
penelitian dan pengkajian. Pendekatan yang digunakan dalam hal ini adalah
pendekatan yang bersifat logosentris,
yaitu pendekatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan rasio. Inilah yang
menjadi titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti sekaligus
mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
1. Filosof Alam
- Thales (624-546 SM)
Ia digelari Bapak filsafat, dialah yang mula-mula berfilsafat
dan mempertanyakan “apa sebenarnya asal usul alam semesta ini”. Dengan
menggunakan pendekatan rasio di menjawab bahwa asal alam adalah air.
- Anaximandros (610-540 SM)
Menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak
terbatas, dan meliputi segalanya yang disebut apeiron. Dia tidak setuju dengan
air sebagai asal usul alam, karena jika benar air, maka air harus meliputi
segalanya termasuk api yang merupakan lawannya.[3]
- Heraklitos (540-480 SM)
Melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah,
sehingga tidak ada suatupun yang benar-benar ada semuanya menjadi, sehingga
realitas dari seluruhnya adalah gerak dan perubahan.
- Pythagoras (580-500 SM)
Semua realitas dapat diukur dengan bilangan, sehingga
bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa Phytagoras
sangat besar terutama dalam ilmu pasti dan ilmu alam.
2. Masa transisi
Penyelidikan terhadap alam tidak lagi menjadi fukos utama,
tetapi sudah beralih kepada manusia. Kam “sofis” memulai kajian tentang manusia
dan manusia adalah ukuran kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411
SM). Hal inilah yang menjadi cikal bakal “humanism”.[4]
Kebenaran adalah relative, sehingga membuka ruang untuk berspekulasi
dan memunculkan sintesa baru.
3. Zaman Keemasan Filsafat
Yunani
Tokoh-tokohnya antara lain Socrates, plato dan aristoteles.
Bagi Socrates dasar bagi segala penelitian adalah pengujian diri sendiri.
Semboyan yang disukainya adalah seperti yang ada di Kuil Delphi, yaitu :
Kenalilah dirimu sendiri”.
Aristoteles melakukan analisis bahasa yang disebut silogisme.
Silogisme terdiri dari tiga premis yaitu :
-
Premis mayor (semua manusia akan mati)
-
Premis minor (Socrates seorang manusia)
-
Konklusi (Socrates akan mati)
b. Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Pada
masa kekuasaan islam, khususnya dimasa dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah,
ilmu berkembang sangat pesat. Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang terkenal pada
masa itu antara lain al Mansur, Harun al Rasyid, Al Kindi dan lain-lain. Ilmu
pengetahuan berkembang pesat dan dikategorisasi seperti matematikan, fisika,
kimia, geometri dan lain sebagainya. Selain itu berkembang pula disiplin
ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, dan fiqih.
No Response to "PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN"
Posting Komentar