10 KATEGORI
ARISTOTELES
A. Pengantar
Meskipun sebenarnya para fiiosof Yunani telah mengajukan
nilai definisi (pengertian) untuk menangkap inti suatu benda, namun sebagaimana
diakui oleh Sommers, bahwa Aristoteleslah sesungguhnya sebagai the founding
father terhadap hukum pemikiran secara sistematis yang paling terkenal[1].
Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Will Durant: "the first great distinction of Aristotles is that almost without
predecessor, almost by his own hard thinking, he created a new science
"logic". Artinya, keistimewaan pertama yang paling besar dari
Aristoteles adalah bahwa hampir tanpa para pendahulunya dan
hampir seluruhnya dengan
upaya pikirannya sendiri ia menciptakan suatu ilmu baru,
yaitu "logika"[2].
B. Sepuluh Kategori Aristoteles
Upaya untuk memahami segala sesuatu yang "ada" berdasarkan
konstruksi pemikiran logic Aristoteles, maka akan diuraikan ke dalam
sepuluh keberadaan yang oleh Aristoteles disebut dengan ten categories. Dalam
logika Aristoteles, penggolongan suatu pengertian (kategori) sangat diperlukan,
sebab pemahaman dengan kategori akan membantu seseorang untuk dapat merumuskan
pemikirannya secara logis. Bagi Aristoteles, kategori adalah seperangkat
pernyataan yang mampu mengklasifikasikan semua pernyataan lainnya. Kategori
pokoknya adalah substansi dan sembilan yang lainnya disebut sebagai aksidensi.
Aristoteles membagi kategori menjadi sepuluh kategori,
yaitu[3]:
(a) substansi, yaitu hakekat sesuatu yang berdiri sendiri, seperti manusia,
hewan, pohon; (b) kuantitas (jumlah) adalah suatu pengertian yang menyatakan
ukuran atau jumlah; (c) kualitas (sifat) adalah suatu pengertian yang
menunjukkan sifat ada itu, seperti kualitas Ahmad itu berkulit putih, merah,
hijau, cerdas dan Iain-lain; (d) relasi (hubungan) adalah suatu pengertian yang
menunjukkan sesuatu ada dengan adanya yang lain; (e) tempat (place) adalah
pengertian yang menunjukkan letak ada itu di tengah ada yang lain; (f) waktu
(time) adalah pengertian yang menunjukkan kapan atau berapa jumlah waktu ada
itu berada; (g) posisi, yaitu pengertian yang menunjukkan bagaimana ada itu
berada di tempatnya; (h) keadaan, yaitu pengertian yang menunjukkan bagaimana
keberadaan itu dibandingkan dengan keberadaan ada yang lain; contoh: Air itu
begitu tenang; (i) aksi, yaitu pengertian yang menyatakan suatu tindakan atau
aktivitas dari ada itu, seperti Socrates itu minum racun; (j) positivitas yaitu
suatu pengertian yang menunjukkan suatu tindakan yang diajukan kepada ada itu
sendiri, seperti Sokrates itu dihukum mati.
Dari kesepuluh kategori tersebut, substansi merupakan
hakekat sesuatu yang dapat berdiri sendiri, sedangkan sembilan yang lainnya
merupakan penyebut atau pemberi bentuk terdapat substansi dan oleh
karenanya ia tidak dapat berdiri sendiri, atau disebut dengan aksidensi.[4]
Kedua basic
principles of Aritoteles's logic ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataan yang mengandung
kebenaran universal dan dianggap sebagai suatu axioma, sehingga tidak perlu
dibuktikan kebenarannya. Dengan prinsip-prinsip inilah maka sesuatu itu menjadi
clear and distict. Aristoteles membagi prinsip logika menjadi tiga,
yaitu:
1) Prinsip
identitas; prinsip ini menyatakan bahwa benda itu adalah benda itu sendiri,
tidak mungkin benda yang lain. Prinsip ini dapat disimbolkan A=A. Dalam
aktivitas berpikir, apabila suatu konsep telah ditentukan, maka ia tidak boleh
dirubah lagi, selama konsep itu dijadikan pijakan, sehingga tidak akan
menimbulkan kekeliruan dalam menyimpulkan. Dengan kata lain, prinsip ini menyatakan
bahwa tidak ada kebenaran apabila di dalamnya mengandung pertentangan.
2) Prinsip
kontradiksi; prinsip ini menyatakan bahwa suatu benda itu tidak dapat sekaligus
menjadi benda itu sendiri dan benda lain dalam waktu yang sama. Prinsip kontradiksi ini menegaskan bahwa dua sifat yang
berlawanan tidak mungkin ada pada suatu benda pada waktu dan tempat yang sama.
Prinsip kontradiksi ini dapat disimbulkan A=B. Dengan prinsip ini, maka suatu
pemikiran yang valid tidak boleh mengandung sifat-sifat yang kontradiktif.
3) Prinsip excluded midle (penyisihan jalan tengah); prinsip ini menyatakan bahwa suatu hal jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu, maka tidak ada kemungkinan hal ketiga menjadi jalan tengah. Jadi dua hal yang kontradiktif dalam suatu benda tidak mungkin salah kedua-duanya, pasti yang salah satu dan yang lain benar, tidak ada kemungkinan ketiga. Jika prinsip ini disimbolkan A{B.[5]
3) Prinsip excluded midle (penyisihan jalan tengah); prinsip ini menyatakan bahwa suatu hal jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu, maka tidak ada kemungkinan hal ketiga menjadi jalan tengah. Jadi dua hal yang kontradiktif dalam suatu benda tidak mungkin salah kedua-duanya, pasti yang salah satu dan yang lain benar, tidak ada kemungkinan ketiga. Jika prinsip ini disimbolkan A{B.[5]
[1] Sommers, 1992. Logika. Alumni, Bandung, h. 6-7
[4] Noor MS. Bakry, Logika
Praktis, (Yogyakarta:
Liberty, 1986), h. 15
[5] Muhammad
Husni, Pengantar Logika, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1988), h.
50-51.
No Response to "KATEGORI ARISTOTELES"
Posting Komentar