Jumat, 25 November 2011 0 komentar

KATEGORI ARISTOTELES

10 KATEGORI ARISTOTELES

A.      Pengantar
Meskipun sebenarnya para fiiosof Yunani telah mengajukan nilai definisi (pengertian) untuk menangkap inti suatu benda, namun sebagaimana diakui oleh Sommers, bahwa Aristoteleslah sesungguhnya sebagai the founding father terhadap hukum pemikiran secara sistematis yang paling terkenal[1]. Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Will Durant: "the first great distinction of Aristotles is that almost without predecessor, almost by his own hard thinking, he created a new science "logic". Artinya, keistimewaan pertama yang paling besar dari Aristoteles adalah bahwa hampir tanpa para pendahulunya dan  hampir seluruhnya  dengan  upaya  pikirannya   sendiri ia menciptakan suatu ilmu baru, yaitu "logika"[2].
B.     Sepuluh Kategori Aristoteles
Upaya untuk memahami segala sesuatu yang "ada" berdasarkan konstruksi pemikiran logic Aristoteles, maka akan diuraikan ke dalam sepuluh keberadaan yang oleh Aristoteles disebut dengan ten categories. Dalam logika Aristoteles, penggolongan suatu pengertian (kategori) sangat diperlukan, sebab pemahaman dengan kategori akan membantu seseorang untuk dapat merumuskan pemikirannya secara logis. Bagi Aristoteles, kategori adalah seperangkat pernyataan yang mampu mengklasifikasikan semua pernyataan lainnya. Kategori pokoknya adalah substansi dan sembilan yang lainnya disebut sebagai aksidensi.
Aristoteles membagi kategori menjadi sepuluh kategori, yaitu[3]: (a) substansi, yaitu hakekat sesuatu yang berdiri sendiri, seperti manusia, hewan, pohon; (b) kuantitas (jumlah) adalah suatu pengertian yang menyatakan ukuran atau jumlah; (c) kualitas (sifat) adalah suatu pengertian yang menunjukkan sifat ada itu, seperti kualitas Ahmad itu berkulit putih, merah, hijau, cerdas dan Iain-lain; (d) relasi (hubungan) adalah suatu pengertian yang menunjukkan sesuatu ada dengan adanya yang lain; (e) tempat (place) adalah pengertian yang menunjukkan letak ada itu di tengah ada yang lain; (f) waktu (time) adalah pengertian yang menunjukkan kapan atau berapa jumlah waktu ada itu berada; (g) posisi, yaitu pengertian yang menunjukkan bagaimana ada itu berada di tempatnya; (h) keadaan, yaitu pengertian yang menunjukkan bagaimana keberadaan itu dibandingkan dengan keberadaan ada yang lain; contoh: Air itu begitu tenang; (i) aksi, yaitu pengertian yang menyatakan suatu tindakan atau aktivitas dari ada itu, seperti Socrates itu minum racun; (j) positivitas yaitu suatu pengertian yang menunjukkan suatu tindakan yang diajukan kepada ada itu sendiri, seperti Sokrates itu dihukum mati.
Dari kesepuluh kategori tersebut, substansi merupakan hakekat sesuatu yang dapat berdiri sendiri, sedangkan sembilan yang lainnya merupakan penyebut atau pemberi bentuk terdapat substansi dan oleh karenanya ia tidak dapat berdiri sendiri, atau disebut dengan aksidensi.[4]
Kedua basic principles of Aritoteles's logic ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran universal dan dianggap sebagai suatu axioma, sehingga tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Dengan prinsip-prinsip inilah maka sesuatu itu menjadi clear and distict. Aristoteles membagi prinsip logika menjadi tiga, yaitu:
1)  Prinsip identitas; prinsip ini menyatakan bahwa benda itu adalah benda itu sendiri, tidak mungkin benda yang lain. Prinsip ini dapat disimbolkan A=A. Dalam aktivitas berpikir, apabila suatu konsep telah ditentukan, maka ia tidak boleh dirubah lagi, selama konsep itu dijadikan pijakan, sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan dalam menyimpulkan. Dengan kata lain, prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada kebenaran apabila di dalamnya mengandung pertentangan.
2)  Prinsip kontradiksi; prinsip ini menyatakan bahwa suatu benda itu tidak dapat sekaligus menjadi benda itu sendiri dan benda lain dalam waktu yang sama. Prinsip kontradiksi ini menegaskan bahwa dua sifat yang berlawanan tidak mungkin ada pada suatu benda pada waktu dan tempat yang sama. Prinsip kontradiksi ini dapat disimbulkan A=B. Dengan prinsip ini, maka suatu pemikiran yang valid tidak boleh mengandung sifat-sifat yang kontradiktif.
3)  Prinsip excluded midle (penyisihan jalan tengah); prinsip ini menyatakan bahwa suatu hal jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu, maka tidak ada kemungkinan hal ketiga menjadi jalan tengah. Jadi dua hal yang kontradiktif dalam suatu benda tidak mungkin salah kedua-duanya, pasti yang salah satu dan yang lain benar, tidak ada kemungkinan ketiga. Jika prinsip ini disimbolkan A{B.[5]
 



[1] Sommers, 1992. Logika. Alumni, Bandung, h. 6-7
[2] Teguh. Logika Aristoteles. KONTEMPLASI, Volume 6, Nomor2, Nopember 2009:166-172
[3] Ibid
[4] Noor MS. Bakry, Logika Praktis, (Yogyakarta: Liberty, 1986), h. 15
[5] Muhammad Husni, Pengantar Logika, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1988), h. 50-51.

No Response to "KATEGORI ARISTOTELES"

Posting Komentar

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.